POJOKSATU.id, JAKARTA – Rupiah emisi 2016 sempat dikabarkan disisipi logo palu arit yang merupakan simbol Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, Bank Indonesia (BI) membantah rumor tak mengenakkan tersebut.
Bank sentral mengklaim, gambar yang dipersepsikan sebagai palu arit merupakan logo BI yang dipotong diagonal. Nah, pemotongan diagonal itu membuat ornamen tak beraturan.
”Gambar itu merupakan gambar saling isi (rectoverso),” tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Jakarta, Selasa (10/1).
Dia menambahkan, rectoverso merupakan salah satu unsur pengaman rupiah. Hal itu bertujuan agar masyarakat semakin mudah mengenali keaslian uang. Selain itu, hal tersebut juga untuk menghindari pemalsuan.
”Karena itu, gambar rectoverso dicetak dengan teknik khusus,” kata Agus.
Teknik khusus itu melahirkan gambar kombinasi. Tepatnya, terpecah menjadi dua bagian pada sisi depan dan belakang lembar uang. Selanjutnya, gambar simbol itu hanya dapat dilihat secara utuh kalau diterawang.
Secara umum, rectoverso dipakai sebagai salah satu unsur pengaman berbagai mata uang dunia. Sebab, rectoverso sulit dibuat. Rectoverso juga memerlukan alat cetak khusus.
Di Indonesia, rectoverso telah digunakan sebagai unsur pengaman rupiah sejak 1990-an. Sedang logo BI telah digunakan sebagai rectoverso uang rupiah sejak 2000.
Agus menambahkan, rupiah merupakan salah satu lambang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Uang rupiah ditandatangani bersama Gubernur BI dan Menteri Keuangan Indonesia.
”Untuk itu, BI mengingatkan kembali masyarakat supaya menghormati dan memperlakukan uang rupiah dengan baik,” ujar mantan menteri keuangan (Menkeu) itu.
             Source: Majalah Online POJOKSATU.id