Pelaksanaan test cepat atau rapid test untuk deteksi awal penyakit Covid-19 di kantor Kelurahan Lialang, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, tampak sepi pada Jumat (19/6/2020).
Hanya beberapa warga yang mengikuti rapid test gratis dari pemerintah daerah setempat itu.
Sebagian besar warga di kelurahan tersebut memilih mengungsi dan meninggalkan rumah mereka pada malam hari guna menghindari rapid test pemerintah setempat.
Ada yang mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat hingga ada yang meninggalkan rumahnya dan tinggal sementara di ladang sebelum rapid test dilaksanakan.
Mereka tak kunjung kembali ke rumah hingga rapid test berakhir.
"Kami sudah datangi, mengetuk satu persatu rumah warga untuk memastikan, tapi warga masih pada mengungsi dan hingga kini belum kembali ke rumah," kata Ketua RT 08 RW 07 Kelurahan Lialang, Wadudin.
Kejadian ini menambah banyak warga di Kota Serang yang mengungsi karena takut dan menghindari tapid test.
Sebelumnya, kejadian serupa terjadi di Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Warga dari dua kampung di kelurahan itu juga berbondong-bondong mengungsi pada dini hari.
Hal itu dikarenakan oknum yang menyiarkan kabar jika hasil rapid test warga menunjukkan reaktif Covid-19, maka dia akan langsung dibawa dan dikarantina di rumah sakit.
Padahal, orang yang hasil rapid test-nya menunjukkan reaktif Covid-19 harus dilakukan tes swab untuk memastikan dirinya positif Covid-19.
Apalagi rapid test gratis itu akan dapat membantu warga mengetahui kondisi tubuhnya.
Lebih kurang sama kejadian di Kelurahan Mesjid Priyayi, warga di Kelurahan Lialang juga mengungsi setelah menerima informasi pemahaman yang salah perihal rapid test.
Padahal, orang yang hasil rapid test-nya menunjukkan reaktif Covid-19 harus dilakukan tes swab untuk memastikan dirinya positif Covid-19.
Apalagi rapid test gratis itu akan dapat membantu warga mengetahui kondisi tubuhnya
Warga Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, mengikuti rapid test masal setelah sebelumnya menolak rapid test,Kamis (18/6/2020) (Dok. Lurah Mesjid Priyayi)
Lebih kurang sama kejadian di Kelurahan Mesjid Priyayi, warga di Kelurahan Lialang juga mengungsi setelah menerima informasi pemahaman yang salah perihal rapid test.
Pemahaman warga Kelurahan Lialang berpendapat bahwa rapid test adalah tidak penting.
"Setelah mendapat pemberitahuan dari kelurahan terkait akan diadakan nya tes cepat, malam harinya warga pada kabur meninggalkan rumahnya," ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Lialang Saniman membenarkan bahwa sebagian warganya mengungsi karena takut untuk menjalani rapid test setelah mendapat informasi yang keliru
Tidak ada komentar
Posting Komentar